08 Desember 2008

Bisa Ular

Omonganmu sungguh penuh noda
Gosip dan bohong
Itulah modalmu
Tiada hari kau menipuku
Hanya untuk memburukkan seseorang

Dulu ku percaya
Tapi kini ku berpaling
Karena ku tahu itu dosa
Ku tahu itu dosa
Karena omonganmu bagai bisa ular
Yang mematikan..

Negeriku Tempat sampahku

Bhineka Tunggal Ika
Bersatu kita bertengkar,
Bercerai kita runtuh..
Itulah yang cocok untuk negeriku,

Saling tolong menolong
Tetapi tak peduli
Saling peduli tetapi cuek
Kaya akan alam
Tetapi kita miskin..

Punya pemimpin tetapi amburadul
Alam yang indah tetapi hancur..
Negeri yang aman tetapi banyak kejahatan..
Tempat yang nyaman tetapi kotor,

Itulah.. Itulah bentuk dari negeriku,
UUD, Pancasila, ajaran leluhur..
Sudah tak ada lagi..
Musnah.. Hancur…
Melebur bersamaan dengan budaya yang seronok..

Bukan Cinta

Tanpa rindu dan cemburu
Tanpa suka dan duka
Tanpa marah dan kasih
Tanpa tawa dan tangis

Cinta kan terasa hambar
Bukan cinta namanya itu
Yang kau buat hanyalah cinta nafsu
Bukanlah cinta yang sejati abadi..
Bukan cinta yang kuinginkan selama ini

Culas

Sungguh buruk dirimu
Sungguh besar ukiran dosamu
Bohong dan tipulah modalmu

Garis dosa terlihat jelas diwajahmu
Senyum ikhlas begitu mahal kami dapat
Hanya demi kekayaan kau menipuku

Culas kau sungguh culas..
Hanya demi dawai hidup mewah,
Kau menipuku..

Culas kau sangat culas..
Hanya demi sebuah kekayaan
Kau rela menipuku..

Kau seorang pengkhianat sejati,
T'lah kuanugerahkan padamu
Jabatan yang layak untukmu,
Sang Pengkhianat yang culas
Serta seorang penipu,

Cinta Haqiqi

Cinta
Katanya itu indah
Sesuatu yang bisa buat mimpimu indah
Sesuatu yang buat hati berbunga

Kasih dan suka bersatu
Buat harimu ceria
Tiada susah dan lara yang kau hadapi
Semua hari serasa milik berdua

Tapi kini,
Cinta lain arti
Bukan lagi kenikmatan abadi
Yang setia mengantar menuju surga

Cinta dijadikan permainan
Rasa cemburu kan menyerang
Persahabatan jadilah musuh
Cinta berubah benci

Kini cinta hanya nafsu
Nafsu asal dari syaitan
Cinta karena Allah
Adalah cinta yang haqiqi
Yang kan bimbing kau menuju surga..

Harapan

Ketika sebatang lilin berkata,
“Tiada lagi yang menghargaiku, lebih baik aku mati saja,”
Maka, padamlah lilin itu

Ketika harapan indah tiada lagi
Maka, apa artinya hidup
Tiada harapan
Tiada rencana
Sama dengan hidup terbuang..

Al-Azhar

Sekolah tertua dan terbaik
Melahirkan generasi Rabbani
Menempa segala pribadi
Hanya dalam satu lingkup
Melahirkan harga diri yang tinggi

Al-Azhar,
Walau jauh dan sulit,
Ingin kuraih dirimu
Ingin kudatangi
Ingin ku ambil ilmu padamu

Al-Azhar,
Ingin ku kesana
Karena kau,
Cita-citaku…

Sahabatku atau Musuhku?

Sahabat..
Kadang kau baik
Kadang kau jahat
Kadang kau menipuku
Kadang kau juga jujur padaku

Musuhku..
Terlalu banyak menipuku
Terlalu banyak jahat padaku
Dan kau selalu berbohong kepadaku
Tapi, kadang kau terlalu jujur

Sekarang ingin kutanya,
Kau sahabat atau musuhku?
Karena sifatmu, tiada beda dengan musuhku..

Rinduku, pada-Mu

Inginku datang pada-Mu
Walau ajal belum menjemput
Kutunggu malaikat Izrail menjemputku
Dengan penuh rindu kuberdo’a
Rasa rindu dalam diri ini
Sungguh berlebih

Ya Allah..
Mendengarkah engkau permintaanku?
Permintaan yang pastilah jarang ada
Ingin kuraih mimpi dan cita
Untuk menghadap kehadapan-Mu
Sungguh,
Rinduku pada-Mu
Hanya untuk-Mu

Permintaan

Permintaan..
Kadang terasa berat untuk dilakukan
Tetapi, terlalu mudah untuk meminta
Bila didapat akan terasa senang
Akan tetapi,
Bila permintaan itu salah,
Maka, berat kan terasa dalam hidup
Permintaanku padamu
Jagalah permintaan itu sendiri

Dunia Maya

Dunia terbagi banyak
Ada dunia akhirat dan alam kubur
Tahukah engkau apakah itu dunia maya?
Dunia itu adalah dunia yang kita tempati sekarang
Dunia tempat kita terlahir dan berpijak
Dunia dimana penuh dengan kebohongan
Dunia penuh tipuan
Dunia yang terlalu jahat untuk yang baik
Dan sedikit luang untuk kebaikan
Itulah dunia maya
Dunia penuh tipuan, dunia penuh kebohongan
Wahai anak bangsa,
Janganlah kau tertipu
Karena itu,
Hanya sementara…

11656,908 Mhz

“Zzzzz..... zzz... pipip,pipiiiipp..” Shella mengotak-atik tombol radionya. berusaha mencari sebuah chanel saluran radio kesukaannya. Yaitu saluran yang menyajikan berbagai musik-musik terkenal.
“Tnnttttt... He, pipiiiiiipp.. piiipp.. Zzzzz... srk... Hey, hey you, you...” tak sia-sia usaha Shella. Saluran kesukaannya pun muncul.
“Yak, kembali lagi ke chanel 11656,908 Mhz dalam acara, musik asyik,” terdengar suara penyiar radio yang kurang enak didengar. Pasalnya, suaranya rada-rada serak dan berat. Agak melengking, sehingga terdengar menakutkan. Beberapa saat kemudian, setelah lagu habis...
“Oke pendengar yang masih setia di depan radionya, sekarang, kita sedang kedatangan tamu yang katanya, asal muasalnya jauh banget. Katanya, sih, sekitar 15161566666666666 km dari sini, tapi, ya gak apalah. Mari, kira berbincang-bincang dengan beliau,” kata penyiar radio yang aneh itu. Shella berpikir, mana mungkin??? Jauh amat tuh, orang tinggal. Tapi, Shella tetap setia didepan radionya.
Akhirnya, acara bincang-bincang pun selesai. Dan acara selanjutnya adalah tanya jawab seputar musik. Sepertinya, Shela berminat untuk mengikuti acara itu. Sebab, udah pada tau, donkkk.. imbalannya pun pasti ada!! Hehehe..
“Tiittt.... tiiitttt..... tiiittt... halo, selamat siang? Dari siapa dimana??” akhirnya, telepon Shella pun tersambung juga.
“Dari Shella di Banjarmasin, Mbak!” jawab Shella.
“Oke, kata kuncinya?”
“Apa, ya, Mbak? Saya kurang tau. Karena baru hari ini saya menemukan saluran ini,” sahut Shella kebingungan.
“Hihihihihihiiiii... hihihihiii.. ngomong apa, mbak?? Ini saluran sudah ada 5o tahun yang lalu!! Jangan mengada-ada. Lagian, di Banjarmasin, di pemakaman mana, Mbak??” terdengar seseorang tertawa. Suara tawanya ‘kelewat batasan manusia biasa’. Ya, sebab, suara tawanya melengking tinggi seperti suara hantu-hantu yang ada di TV tertawa pada umumnya. Cukup membuat bulu kuduk Shella berdiri semua.
“M, m, Mbak! Tapi, saya berkata jujur. Saluran ini baru saja saya temukan. Baru kali ini. Trus, apa maksud Mbak dengan kata ‘pemakaman mana’?” Shella ketakutan. Setelah itu, tak ada jawaban. Sepertinya, sengaja ditutup.
************
“Astaghfirullah, hari sudah terlalu larut. Dan sebentar lagi waktunya sholat subuh akan tiba. Sebaiknya, aku sholat tahajud dulu. Mumpung sempat. Tapi, sepertinya, waktu berjalan cepat banget, deh! Perasaan, waktu aku nyalain radio tadi baru pukul tiga-an, deh! Kok, sekarang sudah hampir pagi, ya?” Shella bertanya-tanya dalam hati. Binguunggggg, deh, Shella!!
Usai sholat tahajud, panggilan yang agung berkumandang,
“Allahuakbar... Allahuakbar...” cepat-cepat Shella kembali hanyut dalam keseriusannya sholat. Sungguh tenang. Setelah sholat, Shella bersiap pergi ke kampusnya. Anehnya, padahal Shella terjaga dari tidurnya semalaman. Tetapi, tak ada rasa kantuk sedikit pun yang hinggap. Ingin cepat-cepat rasanya Shella sampai di kampusnya. Ia ingin membahas soal saluran dan penyiarnya yang aneh.
Sesampainya di kampus, Shella langsung diserbu oleh teman-temannya.
“Assalmu’alaikum, Shella,” sapa Monik, sahabat dekat Shella.
“Wa’alaikumsalam, Nik! Eh, aku sedang ada maslah, nih! Penting dan serius. Kalian mau dengar, kan?” kata Shella.
“Apaan, tuh? Boleh tau?” sahut Koko.
“Gini, lho, kemarin siang, aku nyalain radioku. Setelah itu, aku sibuk mengotak-atik radioku agar salurannya terdengar bagus. Ya, alhasil, aku menemukan sebuah saluran dengan alamat yang panjang banget,” Shella mulai bercerita.
“Hah? Terus, terus..” Monik mulai penasaran.
“Ya, terus, aku biarkan dan aku dengarkan sampai habis. Dalam saluran itu terdapat acara bincang-bincangnya. Tau ,nggak, tamunya berasal dari mana?” tanya Shella. Semua yang ditanya menggelengkan kepala.
“Aku juga nggak tau, sih.. tapi, tau nggak jarak dari tempat asalnya sampai ketempatnya!? Bayangkan!! 15.161.566.666.666.666 km!!!”
“Hahhhhhh??? Ah, jangan ngaco, kamu! Mana mungkin? Itu, sih jarak dari bumi ke suatu planet!” sahut Mala.
“Sstt.. dengerin dulu, dong! Ini beneran. Aku nggak mengada-ada! Sumpah! Suerr!!” Shella mencoba meyakinkan Mala yang super cerewet itu.
“Iya, deh, iya!” terlihat wajah Mala yang memerah antara marah dan malu.
“Nah, lanjutannya, suara si penyiar itu terdengar sangat menakutkan bagiku. Iihh.. ngeri banget, deh! Nah, selesai acara bincang-bincang, ada acara tanya-jawab seputar musik. Saat itu, aku juga ikutan. Teleponku pun tersambung, suara si penyiar itu semakin terdengar sangat menakutkan waktu itu. Si penyiar langsung bertanya begini, ‘Dari siapa dimana?’, begitu. Lalu, aku jawab saja dari Shella di Banjarmasin. lalu, si penyiar tadi menanyakan kata kuncinya. Aku yang baru saja bergabung, mana tahu, kan? Lalu, aku jawab saja tidak tahu dan baru saja nemuin saluran itu. Eh, malah mendapatkan jawaban yang menakutkan. Yaitu berupa tawa yang melengking dan sahutan-sahutan bagini, ‘Ngomong apa, Mbak? Ini saluran sudah ada 50 tahun yang lalu. Jangan mengada-ada, Mbak. Lagian, di Banjarmasin, di pemakaman mana?’, begitu jawabannya. Pas aku mau tanya balik, eh, malah diputus.. ngeri, deh! Tau, nggak apa yang terjadi setelah itu? Waktu aku nyalain radio, kan masih siang, tuh, setelah aku matiin radio, waktunya sudah subuh dan sebentar lagi waktu sholat subuh tiba! Padahal, perasaan, ya, ga sampai tiga jam aku nyalain radio. Ya, setelah itu aku sholat tahajud, disusul sholat subuh,” Shella menceritakan panjang lebar.
“Hiiiii.. beneran, tuh? Nggak bohong, kan?” Mala bergidik ngeri.
“Iya! Beneran!” Shella membentuk tangannya menjadi seperti huruf ‘V’.
“Oh, iya! Katanya, kan, saluran itu sudah ada sejak 50 tahun yang lalu. Mungkin, aku bisa bertanya pada Nek Ijah, pengasuhku dulu, semasa aku kecil, mana, alamat radionya?” Monik memberi solusi.
“Alamatnya, kalau nggak salah, ngg.. 11656,908 Mhz, kali, ya??” jawab Shella sambil mengingat-ingat alamat salurannya.
“Oh, okey! Bel masuk sudah berbunyi, tuh! Dah..” Mala bersiap-siap masuk. Ya, walaupun satu kampus, jurusan mereka berbeda-beda.
“Oke, dahhhhhh...” Shella melambaikan tangan yang dibalas kembali oleh teman-temannya.
************

Pagi hari yang cerah dengan pemandangan yang indah ditambah udara yang masih bersih dan sejuk. Sungguh menyehatkan badan. Walaupun begitu, pemandangan yang indah tak dapat mengobati rasa gelisah dan cemas yang tercampur aduk dalam hati Shella. Ia tak dapat melupakan kejadian semalam. Ia juga cemas dengan berita yang akan disampaikan oleh Monik. Sesampainya di kampus,
“Monik, Monik! Sini!” Shella memanggil Monik dan yang lainnya.
“Iya, sebentar,” sahut Monik.
“Nah, gimana? Dapat?” tanya Shella.
“Ya, dapat. Dan jawabannya sungguh mengejutkan. Semua ceritamu juga kuceritakan pada Nek Ijah. Dan hasilnya, beliau sangat terkejut, katanya, sih, begini, ‘11656,908 Mhz??!! Astaghfirullah, ya ampun, nak! Itu adalah saluran radio sudah ada sejak nenek berumur 15 tahun-an. Acara-acaranya sangat menarik, tapi.. sangat disayangkan,’ kata-kata Nek Ijah terputus seakan berat untuk memberi tahukannya. Tapi, aku terus mendesak. Hasilnya, Nek Ijah mau membuka mulutnya kembali, ‘ sayangnya, tempat perusahaan itu hancur. Tetapi, masih saja tetap digunakan. Alhasil, suatu ketika, aliran listrik yang tak begitu memadai, mengalami konsleting. Dari situ, muncul percikan api yang akhirnya membesar. Padahal, didalamnya terdapat ribuan karyawan. Bahkan, ada anak-anaknya juga!! Setelah api padam, bangunan itu menghilang. Bahkan, sampahnya pun tak ada. Seperti tidak habis kebakaran saja. Mayat-mayat yang ada didalamnya pun tidak ada. Sampai sekarang, hal itu masih menjadi misteri. Mengapa semuanya menghilang? Reruntuhannya pun tidak ada yang tertinggal satupun, begitu juga dengan jejak-jejak mayatnya. Polisi akhirnya menyerah dan kasus ditutup. Tetapi, saat nenek berjalan pulang, nenek menemukan sebuah liontin. Dan liontin itu ternyat punya sahabat nenek. Sampai sekarang, liontin itu tetap ada. Dan anehnya, mengapa perusahaan itu dapat bekerja di alam sebelah sana? Ya, itu sebuah misteri, dan mungkin, mengapa waktu terasa cepat saat temanmu itu menyalakan radio? Itu karena waktu yang berbeda. Dan saat waktu menjelang subuh, pastilah tidak ada yang tahan adzan subuh. Maka, putuslah sambungannya. Dan mengapa temanmu tidak merasa ngantuk sedikit pun? Mungkin, di alam sana, waktu masih siang, dan temanmu itu terpengaruh waktu disana,’ begitulah. Dan hanya itu berita yang kudapat.....” Monik mengakhiri ceritanya.
Hening. sunyi senyap terasa setelah Monik selesai bercerita. Semua tegang dan bulu kuduk berdiri.
Jawaban yang diluar dugaan. Seketika itu juga, Shella jatuh pingsan! Saat itu juga, terdengar jauh suara orang tertawa melengking. Dan itu, hanya Shella yang tahu..“Hihihihihiiii...”

Dear Diary

Dear diary,
Itulah kalimat utamaku
Kutanya keadaanmu
Kutulis isi hati ini

Dear diary,
Kalimat hari-hariku
Kutumpahkan segala kata hatiku
Tiada malu kurasa
Tiada takut yang hinggap

Semua itu kulakukan
Karena kutahu,
Hanya engkau yang bisa jaga segala rahasia hati
Tiada orang yang bisa
Selain dirimu
Wahai diaryku..

Sebuah Persaingan, Sebuah Kunci

Menikam dan ditikam
Entah apa akar masalahnya
Nyawa hilang dari pelukan
Tanpa bisa dikembalikan

Harta, harta dan harta
Hanya itu permasalahanya
Kakak beradik saling membunuh
Hanya karena ingin mendapat harta

Ketika nafsu lebih dominan dari pada nurani
Dan ketika nurani dikalahkan oleh nafsu,
Segala cara akan ditempuh..
Hanya demi sebuah kebahagiaan,
Kunci menuju neraka JAHANNAM!