16 Oktober 2008

Quarrel For Twins

BAB 1

Masa Lalu

Fine

"Halo, perkenalkan, namaku Fine. Aku mempunyai saudara kembar bernama Fire. Walaupun kami kembar, "sifat kami berlainan arah". Aku juga tidak sebegitu mengerti jalan pikiran Fire. Sesuai nama kami, Fire itu seperti api, sedangkan aku, Fine kebalikannya. Kata orang, sih aku ini lebih anggun dan lembut. Kata orang aku ini seperti air. Tapi, itu kan hanya kata-kata orang, kan? (Ahhh.. yang bener? Kata orang atau...)

Aku dan Fine sama-sama berumur 14 tahun. Usia yang masih muda memang. Tapi, kami berdua sudah mencoba hidup mandiri. Ini semua dikarenakan orangtua kami. Yah, orangtua kami adalah orangtua yang otaknya sudah dicuci bersih oleh hal duniawi! Sebenarnya, kami anak orang kaya, semua tercukupi. Tapi.. kami nggak mendapatkan yang namanya cinta dan kasih sayang. Setiap pulang dari kerja, mereka bukannya memberikan sebuah senyuman dan kecupan manisnya kasih sayang, tetapi hanya amarah dan pertengkaran! Bukan hanya aku yang benci dengan hal yang seperti itu, bahkan pembantu-pembantuku yang berkerja dirumahku pun juga! Sungguh keluarga yang menyedihkan. Kami dibesarkan oleh para pembantu kami. Tidak ada yang membela kami bila kami salah selain para pembantu kami. Sungguh menyedihkan! Huhhhmmm.... Karena itulah kami keluar dari rumah kami yang bagaikan penjara . Kami benar-benar tidak memerlukan orangtua yangtidak memperdulikan anaknya. Bahkan, aku mau bagaimanapun, orangtuaku nggak peduli! Kejam banget mereka.Bagiku hal yang seperti itu tak mengapa, aku bisa bersabar. Tapi, aku kasihan dengan adikku tersayang, Fine. Dia masih belum mengerti apapun. Apapun yang dilakukannya oastilah dimarahi oleh kedua orangtua kami. Bahkan, Fire sampai pernah dikurung di dalam gudang selama dua hari hanya gara-gara masalah kecil! Keciiilll.. banget! Tau nggak kenapa? Hanya karena Fire memberi jatah makanan dan uang tabungannya kepada seorang ibu-ibu pengemis doang! Apakah itu salah? Sudah cukup kami bertahan dengan keadaan yang seperti ini…. Maka kami pergi dari rumah dan mencari sebuah kos-kosan cewek. Yah.. cukup sulit juga, sih.. Habisnya, kami ini masih kecil. Dengan perbekalan uang yang cukup bahkan berlebihan akhirnya kami mendapatkan juga sebuah kos-kosan. Memang, ini hanya sementara saja sampai kami mendapatkan sebuah rumah yang cocok untuk kami berdua. Mudah-mudahan saja kami bisa hidup berdua dengan mudah. Sebenarnya, kami berencana untuk pergi keluar negeri saja. Mengapa tidak jadi? Apakah karena mahal? Oh, tidak…!! Kami membawa 5 kartu kredit dan ATM. Uangtunai pun banyak. Kami memang dengan mudah bisa mendapatkan banyak uang dari kedua orangtua kami. Terus.. kenapa tidak jadi keluar negeri? Bukan karena kami tidak bisa berbahasa internasional, tetapi.. pasti akan lebih berat. Dan disana bukanlah budaya kami. Pastinya kami tidak akan cocok dengan iklim disana. Apalagi, Luar negeri itu penuh dengan kekerasan. Bagi kami, sudah cukup kekerasan bagi kami. Tak perlu ditambah-tambahi lagi. Kalau bisa di kurangin aja… huhhh… hidup yang menyusahkan."


Fire

"Mungkin menurut kalian ini adalah hal yang sepele. Sudah lama aku menginginkan keluar dari rumah yang bagaikan neraka. Aku tidak memerlukan orangtua yang hanya mengandalkan kekerasan dan uang. Bahkan, ayah dan ibu tega main kekerasan dihadapan kami. Di depan mata kami! Entah itu dengan orang lain atau dengan anaknya sendiri.Orangtua macam apa itu?! Apakah mereka pikir uang bisa membeli segalanya? Tidak! Cinta tidak bisa dibeli dengan uang. Cinta tidak bisa ditukar dengan uang! Bagi mereka mungkin 'heart for money'. Tapi bagi kami, itu tidak berlaku! Aku dan kakak kembarku, Fine akhirnya memilih kabur dari rumah. Tanpa sepengetahuan orang rumah detitik pun. Jangan pernah meremehkan kami. Gini-gini kami ini berbakat. Kami mempunyai banyak bakat. Apapun itu, aku tidak akan memberitahu kalian. Hehe.. ^_^
Bersyukurlah kalian bila kalian mempunyai orangtua yang menyayangi kalian. Sesibuk-sibuknya mereka mau menemani kalian. Meluangkan waktu yang berharga untuk kalian. Setidaknya kalian bisa melihat mereka rukun, bukan? Sedangkan aku? Aku harus berkorban untuk kebahagiaanku. Aku harus menuruti apa kata mereka. Yang menyedihkannya lagi, perintah mereka itu konyol!! Bagaimana tidak konyol? Perintah-perintah mereka misalnya aja, nggak boleh bermain dengan teman-teman sekolah kami. Katanya, sih.. teman-teman kami itu beracun! Tercemar! Kurasa tidak. Bahkan, menurutku, teman-temanku lebih baik dari kedua orangtuaku! Aku juga amat sangat tidak menyukai peraturan-peraturan yang membelenggu hidupku, membelenggu daerah pribadiku! Aku heran, mengapa Fine begitu sabar menghadapi mereka? Padahal sudah cukup mereka melakukan kekerasan kepada Fine. Fine sudah berulang kali digampar. Bagi yang mentalnya kurang kuat, pastilah dia sudah gila. Pasti. Aku yakin itu. Untunglah mental kami diciptakan seperti mental baja. Setidaknya, kini kami tidak pernah menangis lagi. Aku benci orangtua yang tidak bertanggung jawab! Apakah itu yang disebut orangtua? Apakah begitu? Kami memang berkecukupan, bahkan berlebihan! Tapi mengapa kami tidak memiliki kekayaan akan kasih saying yang berlimpah saja? Mengapa kami tidak memiliki cinta saja? Kami tidak perlu uang yang banyak! Kami hanya membutuhkan cinta saja. Karena itulah, kami pergi dari rumah. Biarlah apa kata orang. Terserah! Aku tidak peduli! Orangtuaku saja tidak peduli, masa' orang lain ambil peduli tentang kami? Tidak! Tidak! Itu sangat menyedihkan..!!!!! Aku tidak bisa menemukan jati diriku kalau terus begini. Aku harus ini, harus itu, harus begini, harus begitu.. Aku tidak ingin dibelenggu begini. AKu ingin bebas sebebas-bebasnya burung yang terbang dilangit bebas…
Benar.. aku tidak perlu menuruti semua apa kata mereka! Karena yang mereka lakukan itu benar-benar salah! Bagi kalian mungkin ini sangat berlebihan bukan? Mungkin kata kalian orangtuaku itu mungkin saja baik dan penyayang bukan? Ya.. terlalu sayang sampai-sampai mereka tidak perlu nelihat anaknya berkembang!!!! Sudahlah.. Aku tau, sikapku ini9 berlebihan kepada mereka. Tapi.. ini semua salah siapa? Umurku memang masih muda. Masih hitungan anak kecil. Tapi.. apakah anak kecil tidak boleh mendapatkan hal yang sebebas-bebasnya? Aku tau, bebas dalam artian anak kecil itu tidak baik, tetapi… arti bebas dalam kamus hidupku adalah bebas untuk mengungkap jati diriku,menemukan bidangku, memperluas wawasanku, mengembangkan bakatku.. itulah yang sebenar-benarnya aku inginkan. Mungkin Fine juga seperti itu. Kurasa..
Yah... Semua yang tidak mungkin nantinya akan menjadi mungkin.

Tidak ada komentar: